MENGAWAL BABAK BARU TAPANULI TENGAH
ANTARA OPTIMISME DAN PESIMISME
Tapanuli Tengah, CAKRA
Sejak Selasa (9/8) lalu, Kabupaten Tapanuli Tengah membuka babak baru, Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah periode 2011-2016 oleh Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjonugroho, ST dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Tapanuli Tengah yang dilangsungkan di Gedung Serba Guna Pandan
Tidak lagi begitu perlu membahas prosesi pelantikan yang dihadiri ribuan orang dari berbagai penjuru Tapanuli Tengah, bahkan ada banyak warga Sibolga ikut ikutan datang dan mencoba menerobos masuk ke arena pelantikan. Itu semua dilakukan karena memang sosok Raja Bonaran Situmeang bukan orang asing di Kota Sibolga, apalagi H. Syukran Jamilan Tanjung yang pernah menjadi warga Kota Sibolga. Dalam catatan, Keluarga Besar H. Syukran J Tanjung pernah tinggal di Kelurahan Pancuran Dewa Sibolga Sambas.
Berbagai pendapat bermunculan, ada optimisme yang sangat meyakinkan, ada pula pesimisme dengan berbagai alasan, bagaimana kemungkinan perhitungan kemampuan pasangan Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE dapat memberikan warna baru di Tapanuli Tengah.
Kepada SKI CAKRA, Maruli P Simanjuntak (Ketua Harian PP LSM CAKRA) mengatakan pendapatnya mengenai pasangan Bupati dan Wakil Bupati ini. “Tergantung Bonaran dan Syukran. Tidak akan mudah, tapi bisa dilakukan dengan mengedepankan keterbukaan. Intinya, Rakyat Tapteng butuh pimpinan yang mampu mengembalikan hak dasar mereka sebagai warga negara. Ukurannya mudah, seberapa besar dan kuatnya Bonaran Syukran menjawab keinginan warga masyarakat”. Demikian Maruli menyampaikan.
Endamora Pulungan (Wkl Ketua PP LSM CAKRA) dilokasi yang sama memberikan pendapat. “Persoalan yang mendasar menurut saya adalah Perangkat Tapanuli Tengah bisa tak mendukung dengan baik. Seperti Kondisi DPRD Tapanuli Tengah yang dikuasai sepenuhnya oleh Demokrat”. Artinya, Mora melihat akan banyak masalah yang bakal muncul dalam perjalanan kepemimpinan Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE di Tapanuli Tengah, Mora memperkirakan akan banyak ganjalan yang muncul, terutama dari DPRD Tapanuli Tengah yang berasal dari Partai Non Pendukung Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE sewaktu maju sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah.
“Saya Percaya Bonaran, Tapi Maaf. Saya tak yakin dengan Syukran”. Itu ungkapan Sekjend PP LSM CAKRA. Pulungan lebih melihat rekam jejak seorang Syukran yang sempat tersandung masalah saat tahapan pemilukada. Alasan itu menurut Pulungan dapat mengurangi greget keduanya kedepan. Prilaku itu kata Pulungan sulit untuk dilupakan, dan tak ada jaminan kalau bakal tidak akan dikerjakan kembali kedepan.
Jontua Situmeang, warga Kecamatan Sorkam mengatakan. “Prediksi saya mengatakan kalau kepemimpinan Raja Bonaran Situmeang dan H. Syukran J Tanjung tidak akan panjang kalau Panglima Talamnya tidak segera dibumi hanguskan. Dan Tim Pemenangannya ditingkat Kecamatan harus ditekan habis habisan, karena Tim Pemenangan dimaksud sering bicara terlampau maju, terutama kepada lawan politiknya, yang seharusnya lawan politiknya dianggap kawan. Artinya, harus bermain cantik lah”.
Jontua Situmeang melihat kondisi dalam Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE yang terlalu bercampur bumbu ketidak beresan. Bukan keduanya memang, tapi orang orang yang mengaku dekat dengan keduanya. Apalagi mereka yang berada di tingkat kecamatan, jarang ada yang berfikir kalau membangun keadilan dan kesetaraan tidak dengan mempertontonkan siaran langsung sikap Sok hebat, besar kepala, dan banyak omong. Jontua khawatir, jika Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE tidak mampu menekan kondisi itu, maka umur jabatannya tidak lama. Bisa rusak dan atau dirusak orang orang yang awalnya berada di belakangnya. Dan tidak itu saja, persoalan itu bisa jadi dilema makan buah simalakama, serta memupuk kesempatan pihak ketiga untuk mengambil langkah agresif, bermain diair keruh atau semacamnya.
Tapi Kennedy Situmeang, warga Pasaribu Tobing yang juga tercatat sebagai aktivis LSM dan Organisasi Kepemudaan ini mengatakan. “Saya Percaya Raja Bonaran Situmeang dan H. Syukran J Tanjung akan mampu menjadi Pemimpin terbaik di Tapanuli Tengah, keyakinan itu datang karena dukungan masyarakat yang murni dari hati nurani”.
Kennedy Optimis kalau Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE mampu memberikan yang terbaik bagi Tapanuli Tengah. Dukungan murni yang muncul dari hati nurani itu kata Kennedy tidak dapat diterjemahkan kedalam kata kata yang tertulis diatas kertas. Dukungan murni itu menurut Kennedy akan menjadi pengawal abadi bagi Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE yang akan membawa Tapanuli Tengah kearah yang jauh lebih baik dari kondisi yang sekarang.
Syamsudar Meha, yang juga Ketua PC LSM CAKRA Kecamatan Barus mengatakan kalau Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE sudah lebih dulu terjebak dalam setuasi yang kurang harmoni. Setuasi yang menurut hemat Meha akan menjadi titik awal kendurnya percaya rakyat kepada keduanya. Dan itu pula yang merobah pikiran Meha yang kini tak percaya kalau Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE mampu membawa Tapanuli Tengah kearah yang seharusnya.
“Saya tidak yakin Raja Bonaran Situmeang dan H. Syukran J Tanjung mampu menjadi Pemimpin terbaik bagi Tapanuli Tengah. Mengapa ?, 1. Janji janji disaat Kampanye terlalu banyak, dan masyaakat akan tuntut janji janinya. 2. Saat sekarang ini Raja Bonaran Situmeang dan H. Syukran J Tanjung telah berdampingan dengan orang yang telah menghancurkan Tapanuli Tengah, yaitu : BAKTIAR A SIBARANI. Nah, pertanyaannya, Apakah masyarakat tidak tanda tanya mengapa Raja Bonaran Situmeang dan H. Syukran J Tanjung jadi berdampingan dengan orang yang dibenci masyarakat selama ini ?”. Demikian Syamsudar Meha menyampaikan.
Warga Barus lainnya Jawalli Pasaribu melihat lebih arif. Jawalli Pasaribu lebih menekankan kepada upaya membangun nilai nilai kebersamaan antara penguasa dan yang dikuasai, Jawalli Pasaribu mengklaim jika kesuksesan sebuah daerah tidak sepenuhnya tergantung kepada siapa pemimpinnya, akan tetapi keberhasilan itu hanya bisa diukur sempurna dengan menyamakan persepsi bersama, sebentuk Kolaborasi yang bertujuan sama, antara Pemimpin dan rakyat secara menyeluruh.
“Soal mampu tidak mampu, itu persoalan kita Masyarakat Tapanuli Tengah, dan jawabannya ada pada kita. Kalau Raja Bonaran Situmeang dan H. Syukran J Tanjung mau bergandengan tangan dengan rakyat, apa yang tidak bisa. Artinya, tanpa kesadaran kita masyarakat Tapanuli Tengah, Bupati tidak akan mampu memenuhi keinginan kita di Tapanuli Tengah ini”. Demikian Jawalli mengatakan.
Dasar pikiran Jawalli Pasaribu sebenarnya cukup sederhana. Yang mengukur kesuksesan pasangan kepala daerah adalah warganya, sejauh dan sebesar mana minta yang dilayangkan oleh warga kepada pemimpinnya. Semakin besar muatan permintaan, maka semakin besar kemungkinan ketidakmampuan. Begitu sebaliknya, jika permintaan warga tidak membabi buta, tidak ada alasan yang dapat diterima akal kalau kepala daerah bakal masuk kejurang gagal. Simpelnya, ukuran keberhasilan kepala daerah bagi Jawalli Pasaribu adalah seberapa besar permintaan yang disampaikan warganya.
Jika boleh membangun analisa. Baik Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum maupun H. Syukran Jamilan Tandjung, SE adalah dua orang yang pernah berada ditengah masyarakat yang kontradiktif dengan pemerintah. Bonaran maupun Syukran pernah memasang sikap menantang kepada kebijakan pemerintah yang dipandang tidak memihak kepada rakyat. Khusus di Sumatera Utara dan lebih khusus lagi Kabupaten Tapanuli Tengah keduanya jelas sudah berbuat, sudah memasang badan untuk advokasi rakyat yang dipandang tertindas.
Jika Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum lebih banyak memilih bermain dibalik layar perjuangan perlawanan rakyat, H. Syukran Jamilan Tandjung, SE berani unjuk tampang dan terkesan garang untuk urusan yang seperti itu. Paling tidak, mungkin belum ada yang lupa dengan staitmen H. Syukran Jamilan Tandjung, SE semasa menjadi Anggota DPRD Sumatera Utara mengenai persoalan yang ada di kampung halamannya Barus dan sekitarnya. Kita juga masih ingat ketegasan Syukran saat terjadinya kemelut Protap di DPRD Sumatera Utara. Terlihat jelas saat itu, kalau Syukran adalah bagian dari rakyat, siap memasang badan untuk rakyat.
Apakah itu cukup menjadi jawaban kalau Raja Bonaran Situmeang, SH, MHum dan H. Syukran Jamilan Tandjung, SE akan mementingkan rakyat Tapanuli Tengah secara utuh dan menyeluruh ?. Sama sekali belum terjawab, yang jelasnya Syukran sudah mengawalinya dengan tak sedap, para pendukungnya sudah memulai sikap tak mantap. Sekarang hanya bisa berharap, mudah mudahan kehendak rakyat tak kemudian malah tengkurap, mengendap, lenyap. (SDP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar