Rp.26.652.33.00 Millar Proses Tender Kimpraswil Kota Sibolga,
Pembangunan Rumah Dinas Walikota Sedot Dana Urutan Tiga terbanyak
Sibolga,Cakra
Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2011 akan melaksanakan pekerjaan umum dengan Pascakwalifikasi , sebanyak 34 Paket untuk paket pekerjaan konstruksi dengan sumber dana ditampung pada APBD Kota Sibolga Tahun Anggaran 2011,sesuai surat pengumuman Nomor : 004/ULP/PUK/2011 TAanggal 27 Juni2011 s/d 06 Juli 2011, ditambah 17 Paket dengan Pengumuman pemilihan langsung dengan Pascakwalifikasi.
Sekjen DPD Gapeknas (Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional) Sibolga/Tapteng Parlindungan Gultom menyebut bahwa paket yang paling banyak menyedot biaya adalah Pembangunan Retaining Wall untuk perkuatan jalan lingkar Kawasan Olah Raga Terpadu Kota Sibolga sebesar Rp 4.608.572.000, disusul Perbaikan dan Peemeliharaan lapia permukaan dengan aspal Hotmix Jalan Sudirman Simpang Tugu Ikan s/d TPA Kelurahan Aek Parombunan Kecamatan Sibolga Selatan, sumber dana (DAK) sebesar Rp 4.101.374.000
Sedangkan urutan ketiga adalah rehab pembangunan rumah dinas walikota sibolga sebesar Rp 2.862.460.000, dikatakan dana sebesar itu belum waktunya diperuntukkan untuk rehab rumah dinas, sebab masih banyak infrastruktur yang lebih membutuhkan dan harus dikedepankan, seperti pembangunan Insfratuktur jalan, Pembangunan Kantor Dinas Pendidikan, alasannya karena Rumah Dinas Walikota masih layak huni dan juga merupakan peninggalan sejarah kota sibolga yang harus dijaga keasliannya.
Selain itu, Pembangunan Gedung Kantor dhi. Penambahan Ruang Kantor Dinas PKAD Kota Sibolga Rp 1.257.732.000, biaya penggunaan ini dinilai sangat mubazir, jika ditelusuri secara detail masih banyak paket proyek tidak tepat sasaran,artinya anggaran sebesar Rp 26.652.334.000 jika tidak dimanfaatkan seefisien mungkin akan dapat membawa kesenjangan sosial sesame rekanan, juga akan membawa dampak merosotnya perkonomian warga sibolga.
Sesuai data yang dihimpun DPD Gapeknas bekerjasama dengan Manager PT. WIS Ir. Mardi Gunawan, dikatakan bahwa Panitia tender menggunakan kelaikan pengaspalan dengan Standard Nasional Indonesia (SNI), dibuktikan dengan hasil kelaikan peralatan laboratorium dan pelaksanaan yang ditunjukkan dengan sertifikat, seperti AMP, Finasher serta pemadat alat uji Marhall, Gultom mengakui jika demikian cara pengaspalan maka akan lebih menghasilkan mutu yang lebih baik dan kuat.
Sebaliknya Gultom mengingatkan agar ketentuan yang sudah diberikan ketangan rekanan agar tidak dilanggar dan harus dipatuhi dan dilaksanakan, karena selama ini banyak rekanan yang melakukan pengerjaan pengaspalan tidak memiliki AMP, akibatnya mutu tidak terjamin dan cepat rusak.
Selanjutnya, Parlindungan Gultom menyebut, bilamana campuran aspal digunakan sebagai lapis perkuatan (Strengthening) maka tebal lapisan tidak boleh melebihi 2,5 kali tebal nominal yang diberikan sesuai dalam table 5.2.1 (1) seperti apa yang tertuang pada SNI, ujar Gultom mengingatkan.
Kepala Dinas Kimpraswil Kota Sibolgha Ir Syamsul Rizal Lubis ketika dijumpai dikantornya Senin (4/7) tidak berada ditempat, menurut stafnya sedang sibuk urusan masa pension. (C.111).
SOLAR MASIH JUGA LANGKA, NELAYAN MAKIN TERSIKSA
Sibolga, CAKRA
Kelangkaan BBM jenis Solar masih terus berlanjut di Kota Sibolga, kelangkaan BBM jenis ini mengakibatkan banyak pihak yang mengeluh karena tak punya bahan bakar untuk menjalankan kenderaan. Bagi pemilik kenderaan roda empat yang berbobot besar tentu membutuh BBM jenis Solar dalam jumlah besar.
Tapi, inti masalah untuk ukuran Sibolga adalah Solar yang digunakan kapal nelayan berangkat melaut. Para nelayan semakin hari semakin pusing dengan kondisi BBM Jenis Solar yang kian langka, menemukan solar dalam jumlah besar bagai menemukan permata yang hilang, walau sudah banyak upaya yang dilakukan namun kelangkaan masih dalam tahap kenyataan. Dan semua itu membuat para nelayan menjadi pusing tujuh keliling.
Wakil Ketua HNSI Kota Sibolga Yazrul Nazara mengatakan, sudah berbagai upaya dilakukan oleh pemilik kapal agar BBM jenis Solar bisa memenuhi kebutuhan nelayan, bahkan kata Nazara, para pemilik kapal sudah rela memberikan surat izin kapalnya sebagai persyaratan pembentukan koperasi nelayan sebagai upaya agar pendistribusian BBM jenis Solar berjalan lancar ke para pemilik kapal. Namun semua itu tidak dapat membawa angin segar bagi nelayan dan pemilik kapal, kenyataannya BBM jenis Solar masih juga langka.
Yazrul Nazara lebih lanjut mengatakan, persoalan kelangkaan ini tidak lagi menjadi persoalan yang kecil, akan tetapi sudah merasuk jauh kedalam sistem kehidupan nelayan. Keadaan itu membuat nelayan menjadi menderita karena menjadi sulit untuk berangkat mencari makan.
Hasil perbincangan SKI CAKRA dengan beberapa nelayan mengungkapkan bahwa sesungguhnya kelangkaan BBM jenis Solar ini sudah menjadi kesulitan tersendiri bagi nelayan Sibolga dan Tapanuli Tengah. Sekarang ini menjadi begitu sulit, kata mereka. Dan banyak diantara nelayan terpaksa melakukan tindakan yang tidak diharapkan dan menimbulkan persoalan baru dtengah tengah kehidupan masyarakat nelayan.
Karena kelangkaan BBM jenis Solar ini, banyak kapal yang terpaksa melakukan aktivitas bongkar muat di daerah lain, dan pilihan yang paling banyak adalah Padang Sumatera Barat dan Bengkulu. Hal itu harus dilakukan karena tak ada BBM jenis Solar yang dapat di Sibolga Tapanuli Tengah, sedang di kedua daerah itu masih memenuhi kebutuhan.
Kegiatan bongkar muat yang dilakukan di luar Sibolga dan Tapanuli Tengah juga mendatangkan dilema baru bagi nelayan. Para awak kapal penangkap ikan itu menjadi lama diluar rumah, menjadi lama menunggu waktu untuk pulang. Ada yang mengaku baru bisa pulang hingga 1,5 hingga 3 bulan. Tentu saja ini juga menimbulkan kecemasan baru, tidak hanya para nelayan yang terlalu lama pulang, juga pada keluarga nelayan yang ditinggalkan dirumah, siapapun pasti merasa was was jika suami, ayah, abang, atau adiknya baru bisa pulang setelah 3 bulan lamanya.
Yazrul Nazara mengatakan, sudah waktunya hal ini menjadi persoalan umum yang wajib tuntas dalam waktu sesegera mungkin. Harus ada campur tangan pemerintah agar semuanya dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah sesuai harapan. “Walikota Sibolga dan Bupati Tapanuli Tengah tak boleh hanya diam dan berpangku tangan. Bagilah waktu untuk sekedar memberi buah pikiran”. Kata Nazara. “Nelayan itu juga warga negara, mereka juga punya hak untuk mendapat perhatian. Jangan kalau bicara kewajiban Nelayan terus jadi sasaran, tapi kalau bicara soal hal, mereka dibelakangkan”. Lanjut Nazara.
Kelangkaan BBM jenis Solar memang berubah menjadi dilema yang mengakibatkan problem yang bersambung dan berkepanjangan. Jika hal ini terus berlanjut maka nelayan akan terus berada dalam kungkungan penderitaan. Jika derita itu datang karena alam bisa jadi itu adalah hal yang harus diterima dengan pasrah, tapi kalau itu datang karena regulasi yang tidak punya keberpihakan, itu datang karena tak ada kepedulian, itu akan menjadi hal yang memilukan, dan juga masuk kategori memalukan. Sampai kapan nelayan akan tetap menjadi kumpulan yang terpinggirkan ?. (1234)
DAN LANAL SIBOLGA PEDULI TERUMBU KARANG
Sibolga, CAKRA
Sebagai upaya untuk melestarikan biota laut yang kaya akan keindahan. Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Sibolga melakukan rehabilitasi Terumbu Karang yang terdapat di perairan Teluk Tapian Nauli, tepatnya di kawasan Poncan Ketek Kota Sibolga. Upaya ini dilakukan sebagai bukti nyata kepedulian Lanal Sibolga dalam hal pelestarian keindahan alam bawah laut Kota Sibolga yang lumayan indah.
Kepada SKI CAKRA Komandan Lanal Sibolga Letkol Laut (P) Riduwan Purnomo, ST, MM menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan Penanaman transplantasi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tapian Nauli, sebab Terumbu Karang diwilayah ini perlu mendapat perhatian, perlu terus dilestarikan karena itu adalah kekayaan yang harganya tak terhingga. Jika Terumbu Karang dapat lestari, maka kehidupan habitat laut juga ikut lestari, demikian juga sebaliknya, jika Terumbu Karang rusak atau dirusak, maka kehidupan laut juga ikut terganggu karenanya.
Masalah Terumbu Karang sesungguhnya bukan masalah kecil yang tak butuh perhatian lebih, keadaan Terumbu Karang memiliki arti penting dalam kehidupan bawah laut, keadaan Terumbu Karang bisa menjadi penentu baik atau tidaknya kehidupan bawah laut. Karena, Terumbu karang adalah rumah ikan, disanalah ikan bertelur dan berlindung, sehingga kalau Terumbu Karang tak dapat lestari dengan baik, maka Ikan pun tidak akan tumbuh dengan baik pula. Bagaimana Ikan bisa hidup dengan baik jika tempat mereka bertelur dan berlindung hancur.
Minsaruddin Panggabean, S. Ag yang dulu aktif di Coremap Tapanuli Tengah mengatakan kepada SKI CAKRA bahwa kondisi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tapian Nauli cukup memprihatinkan sekali. Terumbu Karang di area itu boleh dikatakan hancur lebur, dan kehancuran Terumbu Karang itu bukan karena kondisi alam yang sudah tua, tapi karena ulah manusia yang tak bertanggung jawab, seperti pembom ikan dan pukat trawl. Para perusak Terumbu Karang itu tidak pernah berpikir bahwa apa yang mereka lakukan pada dasarnya adalah tindakan yang merugikan mereka dikemudian hari. Mereka tak sadar kalau apa yang mereka perbuat adalah tindakan bodoh, tindakan yang pada dasarnya merusak area mata pencaharian mereka sendiri.
Guru TIK MTs Islamiyah Kota Sibolga ini mengatakan, perhatian harus lebih kepada Pelestarian Terumbu Karang Teluk Tapian Nauli yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan sekali, Panggabean mengatakan data tahun 2009 saja hampir 75% Terumbu Karang Teluk Tapian Nauli dalam kondisi rusak, hanya 25% saja yang boleh dikatakan dalam keadaan baik, tapi itupun tidak tumbuh dengan mudah. Sedangkan upaya pelestarian hampir tidak pernah dilakukan. Jika terus tanpa upaya pelestarian, maka dapat diyakini dalam waktu yang tidak lama lagi, Terumbu Karang di Teluk Tapian Nauli akan hancur tanpa sisa.
Gerakan pelestarian yang dilakukan Lanal Sibolga kata Minsaruddin perlu mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah. Karena pelestarian Terumbu Karang, seperti yang diungkap diawal memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah yang masih banyak berprofesi sebagai nelayan. Kata Minsar, jika Terumbu Karang hidup dengan baik, maka kehidupan ikan juga akan berjalan sesuai harapan, ikan akan bertelur dengan baik, dan tentu saja dengan begitu jumlah tangkapan juga akan ikut naik. “Itu akan bersambung, hasil tangkapan bagus, nelayan akan untung, masyarakat mudah mendapatkan ikan segar”. Terang Minsaruddin Panggabean.
Sesuai info yang didapatkan SKI CAKRA, gerakan pelestarian Terumbu Karang yang dilakukan oleh Lanal Sibolga ini dibantu penuh oleh PLTU Labuhan Angin. (1234)
FADURU HAREFA NARAPIDANA CABANG RUTAN BARUS MENINGGAL DI RUMAHSAKIT KECAMATAN BARUS
BARUS ( CAKRA )
Seorang Narapidana Faduru Harefa ( 33 ) warga Gunung sitoli yang telah diponis di Pengadilan Negeri Gunung sitoli beberapa tahun yang lalu tewas di Puskesmas Barus karena serangan Angin jahat sehingga Faduru Harefa mengalami sakit perut bagian ulu hatinya dan akhirnya tewas di Puskesmas Barus senin ( 25/7 ) sekira pukul 08:30 WIB.
Alexander L Putra AMD LP SH MH kepala cabang rutan Barus, tidak berada di Kantor atau di Cab.Rutan melalui kepala pengamanan Cabang Rutan ( KPCR ) Saoloan Panggabean sewaktu di konfirmasi cakra di Puskesmas Barus, mengatakan Faduru Harefa tewas ( meninggal dunia ) akibat serangan angin jahat sehingga ulu hati nya sakit akhir nya tewas. Ketika di konfirmasikan temannya yang juga ditahan di Cab.Rutan Barus Anda Saputra mengatakan waktu merasakan sakitnya 03.20 WIB mengatakan perut dan ulu hati nya sakit, kemudian Anda melaporkan ke petugas jaga malam .
Petugas jaga langsung mengeluarkan Faduru dari kamarnya dilantai II kamar 8 dan membawanya sekaligus memberikan obat sementara berupa balsam menunggu dibawa kerumah sakit. Kurang lebih jam 05.00 pagi. Kondisi Faduru Harefa semakin parah, putar balik maju mundur akhirnya baru jam 08.00 pagi Faduru Harefa dibawa petugas rutan ke Puskesmas Barus untuk mendapatkan perawatan. Setelah jam 08.30 petugas Puskesmas baru melihat Faduru di kamara darurat paling sudah tidak bernyawa lagialias meninggal. Ketika di konfirmasikan kepada Dr.Adi M Rangkuti mengatakan bahwa Narapidana dibawa ke puskesmas Barus sudah tidak bernyawa lagi atau sudah meninggal.
Saat dikonfirmasikan kepada KPCR bahwa korban dibawa ke Rumah Sakit menurut keterangan Dr.AM Rangkuti sudah meninggal, Saoloan Panggabean mengatakan Faduru meninggal akibat keterlambatan perawatan dari pihak medis.
Karna sebelum Faduru meninggal masih ada sekitar 30 menit lagi korban terbaring di Puskesmas baru petugas peukesmas dating untuk mengobati, tapi saying Faduru telah meninggal.
Masalah Penguburan korban, pihak Cab.Rutan Barus telah menghubungi pihak keluarga Faduru melalui Rutan Gunung sitoli sebelum pihak Faduru dating Cab.Rutan Barus kembali membawa ke Rutan Cab.Barus selanjutnya menunggu keluarga.
Korban dating ucap Saoloan Panggabean ( 25/7 ) di Rumah Sakit Kec.Barus kepada Ski Cakra ( Cdl )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar