‘MENATAP SIHAPORAS YANG TERPERAS’
SATU LAGI PENINGGALAN TUANI LUMBANTOBING
Sibuluan, CAKRA
Bagi yang suka menikmati pemandangan sejuk dengan pengunungan hijau dan teduh disisi kiri dan kanan jalan, maka beranjaklah ke Jalan menuju PLTA Sipan Sihaporas Sibuluan Nauli Kecamatan Pandan Tapanuli Tengah. Disana, disepanjang jalan, mata anda akan manja oleh hijaunya pegunangan, asri dan memikat hati. Menjadi salahsatu alternatif yang dapat dijadikan pilihan untuk jalan jalan dengan keluarga atau teman.
Tapi sayangnya, itu dulu. Dulu sebelum keluarnya Izin Galian C dari Bupati Tapanuli Tengah Drs. Tuani Lumbantobing. Kalau sekarang ini sudah tidak sama sekali, cerita teduh dan sejuk itu tak lagi bisa dikatakan ada. Semuanya sudah berubah sedemikian rupa, porak poranda oleh alat berat yang membantingkan diri kepegunungan yang hijau itu, akhirnya dalam hitungan minggu yang hijau itu kini sudah sewarna tanah. Memang itu tanah, bukan sewarna lagi. Yang terlihat hanya kekusaman semata, bukit yang dirobek robek sedemikian rupa, merusak apa yang sudah dibuat cantik sebelumnya.
Pegunungan yang ada disepanjang jalan oleh Pihak yang membangun PLTA Sipan Sihaporas dibuat lebih kuat dengan menempel semen dan pipa pembuang air, tujuan pembuatannya tidak lain adalah agar pegunungan itu kokoh berdiri dan diyakini tidak akan mendatangkan hal hal buruk dikemudian hari. Pendek kata, kalau memang tak akan menimbulkan hal buruk, tidak akan mungkin pihak yang membangun PLTA Sipan Sihaporas itu membangun penguatan semacam itu.
Tapi pikiran pihak yang ingin membuatnya kuat bertolak belakang dengan isi pikiran Bupati Tapanuli Tengah saat itu Drs. Tuani Lumbantobing. Yang bersangkutan pada tahun 2008 mengeluarkan izin melakukan penggalian, yang bersangkutan dengan mudah mengeluarkan Izin Galian C. Dan itulah akhirnya, yang tampak indah dan asri itu hancur lebur tak berbentuk lagi. Yang kini hanya gersang tak karuan, jalanan berabu dimusim kalau tak ada hujan, dan becek berlumpur jika hujan turun menyiram.
Pertanyaan yang tersisa saat ini sebetulnya banyak, tapi yang paling banyak ditanya hanya satu saja. Andai nanti setelah ini terjadi sesuatu yang merugikan secara massal, siapa yang bertanggungjawab ?. Sang pemberi Izin alamatnya pun tak tahu lagi dimana, dia pergi meninggalkan sisa sisa kehancuran wilayah Tapanuli Tengah. Walau banyak daerah yang malah jorjoran mengeluarkan anggaran untuk sebuah keindahan, tak membuat Drs. Tuani Lumbantobing memikirkan hal yang setidaknya sama. Malah yang bersangkutan memilih mengorbankan keindahan untuk mendapatkan keuntungan, dan tak pernah berpikir kalau ada banyak manusia yang kemudian berada dalam bayang bayang bencana yang bisa muncul tiba tiba.
Warga masyarakat Sibuluan Nauli kepada SKI CAKRA mengatakan kalau galian C itu cukup mengkhawatirkan mereka, ada nada kesal karena daerah yang dulu bagus kita hancur hancuran semacam itu, tapi untuk melakukan perlawanan tak ada yang bisa dilakukan karena pengusaha yang melakukan penggalian mengantongi Izin resmi dari Pemkab Tapanuli Tengah. Warga hanya bisa berharap mudah mudahan setuasi itu tidak mendatangkan bencana pada mereka dikemudian hari.
Ketua Harian PP LSM CAKRA Maruli P Simanjuntak kepada SKI CAKRA mengatakan kalau kondisi perbukitan sepanjang jalan menuju Pembangkit PLTA Sipan Sihaporas sudah cukup memprihantinkan. Pengerukan yang dilakukan pemegang Izin Galian C itu sudah terlampau jauh, tak lagi memikirkan kondisi alam yang rusak parah sedemikian rupa. Simanjuntak merasa kalau hal itu perlu dihentikan sebelum semuanya semakin hancur dan semakin tak terkendali. Tindakan itu kata Simanjuntak perlu diambil agar pengerusakan alam berizin Galian C tidak membabi buta semacam itu.
“Saya Pikir Bonaran harus mampu menghentikannya. Bila perlu, cabut izinnya dan wajibkan mereka untuk melakukan penghijauan agar kawasan itu kembali asri”. Kata Maruli P Simanjuntak seraya berharap Bupati Tapanuli Tengah saat ini Raja Bonaran Situmeang mau mendengar dan melihatnya sebagai upaya yang perlu untuk pelestarian lingkungan Tapanuli Tengah kedepan.
Maruli merasa kalau Lingkungan Hidup tidak untuk dicecar sedemikian rupa sehingga terkesan merusak. Sangat tidak baik jika konsep konsep semacam itu dipertahankan oleh Pemkab Tapanuli Tengah kedepan. Intinya, harus ada perhatian yang dilebihkan untuk kelestarian Lingkungan Hidup.
Sekjend PP LSM CAKRA Syamsud Dahri Pulungan memberi anggapan sama dengan Maruli P Simanjuntak. Lingkungan kata Pulungan adalah sesuatu yang vital dan harus fokus menghadapinya. Betapa pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia negara, sampai sampai Indonesia menunjuk Mentri Lingkungan Hidup, begitu juga dengan Pemerintah Daerah yang juga punya Kantor atau Badan yang mengurusi Lingkungan Hidup. Lingkungan sesuatu yang memang harus dijaga habis, agar tidak terlempar pada kondisi rusak.
“Yang terjadi di Sibuluan adalah pengerusakan Lingkungan. Bukan soal punya izin atau tidak berizin. Tapi praktik penggalian disana sudah menciptakan kondisi yang mengganggu kelestarian lingkungan, sehingga perlu dihentikan”. Kata Pulungan dan ikut berharap Raja Bonaran Situmeang punya pandangan yang sama. (SDP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar