AKSI BRUTAL PREMAN DI KANTOR DEWAN TAPANULI UTARA
APARAT KEAMANAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB
Jasa Sitompul, SH, MH : Tangkap Pelaku Pemukulan
Tarutung, CAKRA
Suasana Tapanuli Utara yang kian lama kian panas mulai menunjukkan tanda tanda makin menggila. Bahkan upaya untuk mengeluarkan pendapatpun terhalang oleh pihak pihak yang tidak ingin demokrasi berjalan baik di Tapanuli Utara. Upaya upaya yang dilakukan satuan satuan Organisasi massa dan mahasiswa untuk menyuarakan perubahan sering harus berhadapan dengan prilaku prilaku yang kurang mengenakkan. Oknum oknum yang berlagak preman bisa memasuki arena tanpa ada pengendalian, tukang pukul tukang pukul yang anti demokrasi itu bahkan mampu melakukan tindakannya dihadapan aparat penegak hukum yang bertugas sebagai pengamanan.
Masih bisa dikatakan untung, karena Tapanuli Utara masih punya Sosok yang mampu tegas menghadapi watak watak setengah tak waras dari mereka yang tak ingin jalan demokrasi di Tapanuli Utara lurus sesuai aturan.
Adalah Jasa Sitompul, SH, MH salahsatu Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Utara yang mau terjun langsung ketengah massa dan menantang oknum oknum yang melakukan perbuatan tak pantas kepada massa yang ingin menyuarakan keadilan.
“Tidak ada Preman yang berlaku di sini. Aparat Keamanan harus menuntaskan kasus ini, Tangkap Pelaku Pemukulan. Anggota Dewan Harus bela rakyat, ini tidak bisa diterima. Harus dituntaskan”. Demikian Jasa Sitompul ditengah aksi massa usai pemukulan.
Berawal dari Aksi Damai yang dilakukan Organisasi Massa dan Mahasiswa ke Gedung DPRD Kabupaten Tapanuli Utara menyoal LPJK Bupati Tapanuli Utara Torang Lumban Tobing. Entah kenapa, dan entah dari mana tiba tiba sekelompok orang yang jumlahnya sekitar 10 orang masuk halaman Kantor Dewan dan menyerang para peserta Aksi Damai dengan brutal. Kelompok “Preman” itu memukuli peserta aksi hingga ada yang berdarah telinganya. Yang mendapat pukulan adalah kelompok massa yang berasal dari Mahasiswa Tapanuli Utara. Para Mahasiswa itu dihajar habis habisan oleh kelompok Preman itu tanpa ada yang dapat memberikan perlawanan. Dalam setuasi itulah, Jasa Sitompul masuk arena massa, dan preman preman itu satu persatu hilang dari halaman kantor Dewan.
Koordinator Aksi Panca M Dongoran kepada SKI CAKRA mengatakan kalau pemukulan yang mereka alami saat aksi damai berlangsung didepan Petugas Keamanan dari POLRES Tapanuli Utara dan Satpol PP Pemkab Tapanuli Utara. Korban pemukulan sebanyak 5 orang, dan korban yang paling parah adalah Gerhana Tumanggor dengan luka berdarah di kuping dan kepala. Kejadian ini memang sudah sampai ke Polres Tapanuli Utara, masih dalam proses penyidikan.
“Kita sudah memberikan keterangan. Pihak Polres mengatakan saat ini pihak kepolisian masih menunggu saksi lainnya untuk kemudian dikonfrontir dengan kita”. Kata Panca M Dongoran seraya mengaku kalau Pelaku pemukulan sudah mulai dapat mereka ketahui setelah melihat video yang terekam pihak Polres Tapanuli Utara.
Ketua Harian PP LSM CAKRA Maruli P Simanjuntak mengaku kaget mendengar cerita ini, rasanya terlalu tidak diterima akal sehat disaat negara ini berupaya membangun demokrasi justru dikotori oleh orang orang yang masih mengedepankan prilaku anti demokrasi semacam itu. (MPS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar